Bincang-bincang tentang properti & berbagi cerita peluang investasi.

25 May 2016

Tanah Di Pinggir Jalan Utama, Tidak Selamanya Untung

20:24 Posted by Irfan albanjarie No comments

Kita sering kali beranggapan bahwa membeli atau memiliki tanah yang berada tepat di pinggir jalan utama adalah untung, potensi kenaikan harga berkali-kali lipat dibandingkan posisi yang berada di jalan lingkungan, baris kedua dan sedikit  jauh dari jalan utama, memang pendapat seperti ini bukan tanpa alasan, karena sudah banyak kejadian orang yang punya tanah tepat di  pinggir jalan utama ketiban untung yang luar biasa.

Contohnya saja tetangga saya Amang Ilham di Kec. Kertak Hanyar, Kab. Banjar, dulu keluarga beliau adalah petani, punya beberap petak tanah, salah satu tanah beliau berada tepat di pinggir Jl. A. Yani KM. 10, Sawah sekaligus rumah yang beliau tempati bersama dengan keluarga itu dibeli oleh perusahaan untuk dijadikan gudang, karena pada waktu itu sekitar tahun 2005 an masih diperbolehkan untuk membangun gudang di sepanjang Jl. A. Yani, nah, Amang Ilham dan keluarga bersedia untuk menjual tanahnya, tapi sayangnya saya lupa berapa harga permeternya dan luasan tanahnya.

Namun yang pasti adalah dengan uang hasil penjualan tanah tersebut, mereka bisa membangun 3 buah rumah, 1 untuk Ibu dan adiknya, 1 untuk saudarinya, dan satu rumah untuk Amang Ilham, dan itupun ditambah dengan membeli beberapa hektar sawah ditempat lain, di lokasi yang lebih jauh untuk mengganti sawah yang sudah mereka jual.

Kisah Amang Ilham ini cuma satu dari sekian banyaknya orang-orang yang beruntung memiliki tanah dipinggir jalan utama, dengan tingginya tingkat pertumbuhan dan pembangunan di beberapa kota di Kalimantan  Selatan, apalagi seperti kota Banjarbaru dan Martapura yang bahkan untuk jalan yang masih sepi dan cuma lebar 10 meter saja ada yang berani membangun ruko.

Dan beberapa hari yang lalu saya melihat teman menawarkan tanah yang berada di A. Yani KM 32 Loktabat, Banjarbaru, dengan ukuran 50x200 sudah dipatok dengan harga Rp10.000.000,- permeter, saya pun masih bingung sebenarnya, bagaimana cara mereka menetapkan harga semahal itu, namun itu lah faktanya, bahwa tanah dipinggir jalan utama selalu menjanjikan keuntungan yang berlipat ganda.

Namun, dari banyaknya cerita tentang keuntungan yang di dapat karena memiliki tanah di pinggir jalan utama, sebenarnya banyak pula cerita yang mendapatkan kerugian gara-gara tanahnya ada dipinggir jalan utama, mengapa rugi ? Sejauh yang pernah saya temui, kasus kerugian terjadi karena satu hal, yaitu ukuran tanah.

Pernah beberapa kali saya menemukan beberapa orang yamh kehilangan sebagian tanahnya atau malah hilang sama sekali, lantaran panjang tanahnya hanya beberapa meter, contohnya saja beberapa waktu yang lalu saya diajak oleh teman untuk survey lokasi tanah milik orang tuanya yang berada di Jl. Gubernur Soebardjo, Kab. Banjar arah ke pelabuhan, ternyata tanah Teman saya itu tidak berada tepat dipinggir jalan Utama, tapi masih ada satu kavling lagi di depan, dan ternyata tanah yang di depan itu panjang tanahnya cuma 10 Meter, lebar 40 meter, Aneh memang, tapi ternyata dulu tanah yang di depan itu panjangnya 50 Meter, tapi berhubung kena pembebasan lahan untuk jalan maka dipotong 30 meter dan tersisa cuma 10 Meter, dan yang punya tanah mau menjual dengan harga yang sangat mahal hanya untuk akses ke tanah yang di belakang,

Namun untungnya tanah punya teman saya sudah dibeli oleh developer pergudangan yang disamping, jadi tidak perlu memikirkan akses masuk lewat tanah kecil yang sangat mahal tadi. dan sampai sekarang tanah ukuran 40x10 tadi tidak jadi apa-apa, dibangun toko juga tidak bakalan dapat izin karena terhalang peraturan GSJ yang megnharuskan tidak boleh ada bangunan 25 Meter dari garis jalan.

Jadi kesimpulannya adalah perhatikan panjang tanah dan rencana pelebaran jalan, jangan sampai tanahnya jadi hilang atau diganti rugi hanya berdasarkan NJOP yang ditetapkan pemerintah saja, karena hal ini memang sudah sering terjadi, apalagi kalau sudah ada bangunan rumah atau toko yang akibatnya kalau terjadi pelebaran jalan  malah tidak ada halaman atau tempat parkir lagi.